Magetan, Rangkaian kegiatan memperingati HUT RI ke-73,
masyarakat Desa Pojoksari, Kecamatan Sukomoro Kabupaten Magetan mengadakan
pengajian akbar, Jum'at malam (14/9). Acara yang digagas Kepala Desa Pojoksari,
berlangsung khidmat diikuti ratusan warga masyarakat desa tersebut.
Menurut Bapak Edi, untuk mengisi kemerdekaan
ini tidak cukup dengan mengikuti perkembangan teknologi yang serba modern,
kalau tidak dibekali pula tentang keimanan yang kuat. Sebelum acara inti tablig
akbar dimulai, masyarakat membaca tahlilan sejenak yang dipimpin oleh tokoh
ulama Desa Pojoksari, untuk memberi doa
kepada para pejuang.
“Kalau bukan karena perjuangan para pahlawan,
negara kita mungkin tidak seperti ini, maka marilah kita sejenak mengheningkan
cipta, mengirim doa untuk para pahlawan bangsa kita dan marilah kita isi
kemerdekaan ini dengan cinta damai dan mempererat silaturami”, ujar Edi kepada
warganya. Kemeriahan Pesta Rakyat 17-an
Apa saja yang paling Indonesia? Tentu
pertanyaan itu merujuk pada hal-hal yang ada di Indonesia saja dan bahkan tidak
dapat ditemui tandingannya di luar negeri. Adakah? Banyak, teramat banyak. Dari
keanekaragaman hayati, bentang alam, kandungan perut bumi, tokoh, budaya,
tradisi, bahasa sampai kuliner Indonesia memiliki kekhasan tersendiri yang
kadang tidak bisa dijumpai di manca negeri. Semua itu adalah kekayaan yang tak
ternilai harganya dan harus dijaga dan dilestarikan bersama.
Jika kekayaan-kekayaan yang tersebut di atas
merupakan peninggalan dari masa silam, ada kekayaan negeri yang baru-baru ini
saja ada. Tepatnya sejak kemerdekaan berhasil direngkuh, dan ini Peringatan
Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia atau lazim disebut
17-an (tujuh belasan). Rangkaian acara digelar secara antusias oleh warga.
Umbul-umbul beraneka warna dan bendera merah putih berjajar di pinggir jalan.
Gapura-gapura di tiap mulut gang dihias
cantik dengan dominasi warna merah dan putih. Tulisan “Dirgahayu Kemerdekaan
Indonesia“ terpampang melintang di atas gapura. Tiang kanan gapura bertulis
tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan, sementara di tiang kiri menunjuk tanggal
17 Agustus tahun saat itu. Demikian pula lampu kelap-kelip di batang bambu
penjor menghias malam di sepanjang jalan. Kemeriahan begitu tampak, penuh
semangat dan sarat gairah menyongsong Hari Kemerdekaan.
Kemudian, apa yang terjadi di balik kemeriahan
di jalan-jalan itu? Tentu beragam kegiatan memeriahkan hari kemerdekaan
Indonesia.
Pelbagai
kegiatan digelar, dari bazar sampai bakti sosial. Dari pentas seni sampai
perlombaan. Di kampungku atau lebih tepatnya RT tempak aku tercatat sebagai
warganya, kegiatan paling mencolok adalah perlombaan, acara seremonial tepat
malam tanggal 17 dan acara pentas seni sekaligus penyerahan hadiah sebagai
penutup rangkaian kegiatan.Lomba-lomba yang dihelat pada umumnya lomba yang
bersifat hiburan yang terbagi atas 3 klasifikasi, yakni anak-anak, remaja dan
umum. Dalam acara Panitia mendatangkan cak Kirun selaku ustad yang bisa
memberikan pencerahan dalam meningkatkan iman dan Islam
Dalam sambutanya Komandan Koramil 0804/09 Sukomoro
Kapten inf Efendi Santoso berkenalan kepada warga masyarakat Desa
Pojoksari Khususnya dan warga masyarakat Sukomoro pada umumnya yang hadir,
mengucapkan trimakasih kepada Kepala Desa Pojoksari ,Ketua Panitia,Tokoh
Agama,Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda,kegiatan dalam merayakan HUT RI
merupakn wujud menanamkan Rasa kecintaan
kita kepada Tanah Air dengan selalu mengingat jasa jasa pejuang yang telah rela
mengorbankan seluruh jiwa raganya untuk memwujudkan cita cita sehinga kita
bebas dari belengu penjajah.
Mengingat pentingnya Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT.RI)
ke 73 suatu bentuk dan wujud nyata penghargaan kita kepada Pahlawan
Kemerdekaan.
"Mari kita isi kemerdekaan ini dengan hal
hal positif dengan bangga dan mencintai
budaya kita sendiri,hidup rukun dan meningkatkan toleransi sesama jalin
persatuan dan kesatuan jangan mudah terprofokasi dan untuk generasi muda harapan
bangsa jauhi Narkoba" tegas Danramil (tsr/R09)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar